Aku ngga ngerti aja sama kamu yang sekarang. Self-centered abis. Like, this world is yours. And anything should like you want to be. Okay, everyone's changed. But not like this. You've turn to skeptical. And somehow i cant walk with you across this path. You choose your own pathetic life. You said you dont need S.O, you said you can stand by yourself, only yourself. You said women should be brave, no drama, and best way to live like that is to be single person. Whatevs.
Once i drown on your drama-ocean. I felt you still same person; cute, do simple life, kind, lovely person. But no. Kamu nanggung. Bahkan dihal yang bener-bener kamu suka aja kamu ngga sepenuhnya into it. Aku ngeliat kamu orang yang ngga jelas lagi ngapain dan mau ngapain. I love you with all my heart, was. Tapi apa gunanya sih cinta sama orang yang ngga cinta sama kita? Platonic-love? That myth: kalo kita tetep nunjukin sayang kita, nanti dia juga bakal sadar dan sayang kita balik? No. Itu cuma rom-com.
"Jadi kamu cuma suka sama orang yang suka kamu juga?"
"Ya. Karena jatuh cinta ngga sebercanda itu, kata quote Sujiwo Tejo di Twitter yang bener apa engga"
"Kalo dia sayang sama kamu cuman ngga bilang aja sama kamu?"
"Kenapa ngga bilang? Btw, toh kita bisa nilai orang itu sayang sama kita dari sikapnya"
Sedihnya, kamu membatasi hubungan kita. Aku ngga ngerti kamu bilang gitu. Tapi kedepannya, kalo things not happen like you want to be, dont blame anyone, except yourself. You said- lebih tepatnya remind me, to stay outside border. And i know, if i go thru that border, and get hurt, itu sepenuhnya salahku. Karena kamu udah ngingetin aku.
Tapi, lucunya disini: Kamu bikin batasan itu, kamu ngingetin aku tentang batasan itu. Tapi kamu boleh seliwar-seliwer kaya ngga peduli kalo ada batasan itu. Kamu boleh di luar, kamu boleh di dalem, dan kamu juga boleh di tengah-tengah garis batas. Hahaha that's fun! :D
Satu saat kamu narik aku ke dalam circle, kita jatuh cinta, aku tenggelam lagi. Saat yang lain kamu push me out of border sambil bilang "Hey.. inget.. kamu jangan sampe nglewatin batas ya..". Kamu sebebas itu milihin peran buat aku, like ur brother, ur besties, ur old friends, ur partner in crime, ur private teacher, ur.. ah.. whatevs do you like. But me.. just one option. That option only.
Dan aku ngrasa capek aja.. ngrasa jadi kudu ngebahagiain kamu terus, kudu bikin kamu seneng terus.. tanpa mikirin diriku sendiri. Yang penting kamu happy. Padahal.. aku juga pengin seneng, pengen disayang, pengen dapet perhatian, dan pengen in relationship yang sehat dan equal, ngga timpang kayak gini. Ooo.. tapi jelas.. Milady.. kamu ngga perlu mikirin perasaan aku dan orang lain.. Kamu cukup beranalogi kalau kamu bahagia, semua orang juga bahagia. Kalo kamu bisa ketawa, orang lain juga ketawa.
Jadi daripada aku kehabisan nafas di tengah-tengah lautan.. aku mending balik lagi ke daratan. Bukan karena ngga berani, atau sehina- cari pelarian.
Aku cuma ngga pengen aku salah ngejar kebahagiaan semu. Yang sebenernya ngga ada batasannya. And worst case nya sih, tetiba kamu ketemu orang lain yang kamu kira bisa lebih ngebahagiain kamu, dan you left me in the middle of gurun harapan.. sendirian.. dan.. ya, yang salah adalah aku, karena expect to much to our relationship. expect to much to having you. again.
Comments
Post a Comment